Ini kedua kalinya saya nulis di blog, judul duluan yang jadi..
Saya juga penasaran itu judulnya kepanjangan gak ya, tetep memenuhi kaidah penulisan judul yang baik gak ya? Ah tapi serah lah, org yg baca blog ini cuman saya seorang juga haha, protes netizen diri sendiri ke diri sendiri 😂😂
Seperti luka berdarah pada kulit, akan otomatis mengeluarkan benang-benang fibrin dalam proses penyembuhan luka itu. Itu otomatis, kulit gak bisa memilih, ah saya gak mau sembuh, tetep aja biarkan luka ini menganga, gak bisa, seiring waktu berjalan luka itu akan menutup, kering dan sembuh.
Hal ini juga ternyata berlaku pada luka di hati..
Hati juga punya benang-benang fibrin ternyata, perlahan-lahan luka itu akan mengering dan tak menimbulkan perih seperti dulu lagi. Kau tak bisa memungkiri kenyataan bahwa kau sudah hampir pulih. Kau masih bisa menjalani hidup normal kembali, tak ada kerugian yang terjadi dari patah hati di dalam keseharianmu..
Kenyataannya....
Kau hidup baik-baik saja
Tapi.....
Mengapa otak ini ingin agar semua tak baik-baik saja
Pikiran ini ingin agar dunia melihat bahwa saya terpuruk karena patah hati
Ingin agar sang penyebab merasa bersalah, meminta maaf dan bertanggung jawab memulihkan sakit ini.
Tapi hati tak mau bekerja sama, ia memilih jalannya sendiri, menyembuhkan dirinya sendiri.
Lalu pikiran mau tak mau harus menerima bahwa ia tak boleh egois, life must go on..
Lalu sekarang saya mengerti,
Bahwa pikiran memang kadang menyesatkan kita..
Hati lebih murni dari pikiran..
Itukah mengapa orang lebih sering berkata ikuti kata hatimu?
Saya baca loh
BalasHapus