Mendung menyambut saat aku membuka pintu, seakan berkata aku ingin menemanimu di jalan kali ini, setelah kemarin-kemarin si terik yang bersamamu..
Di jalan, di lampu merah yang berbeda aku melihat orang yang sama. Berdiri mengusung barang dagangannya.
Kali ini bukan terik matahari jam dua siang yang menemaninya, tapi cuaca mendung yang menemani awan yang sedang menopang berat beban yang mungkin akan segera ia tumpahkan ke bumi
Ah, bapak..
Mungkin kau lebih suka terik membakar kulitmu dibanding tetesan air yang turun,
Meskipun sejuk tapi membuatmu harus berteduh tak bisa menjajakan barang daganganmu..
Semoga rejekimu selalu dicukupkan oleh-Nya Pak
Komentar
Posting Komentar