Sore ini, cuaca lagi dingin. Pulang kantor, berasa laper, mampir beli gorengan di Jl. Andi Makkasau, yg lewat samping BRI, namanya 'Gorengan Tidak Enak', tapi aslinya gorengannya enak banget.
Nyampe kosan, ganti baju doang dan langsung makan gorengan, lapeer.. Dan ga ada niat buat mandi, dingin beuudd.. Mau selimutan aja.
Jadi ingat pernah di suatu ibadah waktu saya masih kuliah, ada kaka tingkat yang ngomong gini: ada sebuah cerita, seorang cewek lagi jalan-jalan di sebuah swalayan, saat itu lagi banyak diskon besar-besaran, orang-orang pada heboh berebutan ngambil barang dan masukin ke troly mereka, tapi si cewek ini cuman santai aja dan mengambil beberapa yang ia butuhkan dan memasukkan ke keranjang kecil yg ia bawa, ia bukan membawa troly seperti kebanyakan orang. Lalu seseorang memperhatikannya dan kemudian penasaran, orang itu pun bertanya sama si cewek "mbak, kok ga ngambil banyak? Mumpung lagi diskon, kapan lagi"
Dengan santai dan sambil tersenyum si cewek menjawab "ngapain? Orang swalayan ini punya Bapak saya. Kalo saya minta, Bapak saya bakal kasi kok"
Cerita ini membekas banget di ingatan saya. Kalo lagi serakah pengen ini itu, saya seringkali diingatkan sama cerita ini. Gak perlu lah kita mau memiliki semuanya, mati-matian berjuang buat memiliki apa yang kita mau buat memenuhi nafsu kita. Cukup minta apa yang kita butuhkan sama Bapa kita yang memiliki dunia ini, dan Dia pasti memberikan yang terbaik dan kita butuhkan menurut-Nya.
Saya orangnya gak sebijak tulisan saya ini, ini juga kan tulisan ngutip dari kakak tingkat. Saya lagi belajar jadi orang yang merelakan. Merelakan apa yang lagi benar-benar saya sayangi kemudian pergi begitu tiba-tiba. Ada waktu di mana saya merasa lega dan bisa menerima semua ini, tapi ada waktu juga di mana saya masih sering merasa kosong tiba-tiba, merasa pengen berontak, pengen marah, pengen menyalahkan orang lain. Perasaan itu datang silih berganti aja dalam hari-hari saya belakangan ini, dan ingatan-ingatan yang membangun dalam Tuhan seperti cerita di ataslah yang sanggup menyadarkan saya kembali jika saya mulai goyah.
Selama proses ini, saya mulai belajar kalo Tuhan selalu hadir kok, sama kayak ibu yang kalo demam anaknya mulai naik, dia selalu dengan setia ada untuk mengganti kompresnya. Thanks God
Komentar
Posting Komentar