Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Cimory

Mendengar nama Cimory, yang pertama terlintas di pikiran sebagian besar orang mungkin (bisa ya bisa nggak) adalah minuman di bawah ini : Sumber : cimory.com Ya, minuman di atas banyak bertebaran di Alfamart, Indomaret, Alfamidi dan sejenisnya. Pertama kali lihat minuman di atas saya mikirnya itu produk Jepang, emang dasar saya orangya cuek sama tulisan-tulisan di kemasan yang saya beli saya pun berpikiran begitu selama beberapa lama sampai ada teman saya yang bilang kalo itu produk asli Indonesia, ya ialah dari logo Cimory yang warnanya merah putih aja harusnya saya mikir, eh tapi bendera Jepang juga warnanya merah putih sih :3 Cimory ini ternyata merupakan akronim dari Cisarua Mountain Dairy, hahaha namanya ternyata Bogor banget, cuman dibikin bahasa Inggris biar keren dan menjual kali ya. Ya kali kalo di Indonesia-in namanya jadi Persuguci a.k.a Perusahaan Susu Gunung Cisarua, wkwkwk. Ternyata, produk yang ada di foto di atas itu cuma seiprit aja produk mereka, kalo kita ngunj...

Kamar Lantai 3

Aku rindu kamar kost ku di lantai 3 Kost Koko di Gang Haji Misnen, Jalan Otista II. Lebih kurang empat tahun kamar ini menjadi saksi bisu kehidupan anak rantau ini di ibukota sana. Keluar dari pintu kamar ini dan melihat keluar dari jendela kaca bangunan kost, simbol ibukota 'Monas' langsung menyapa, akan lebih terlihat di malam hari, dengan lampu di pucuk Monasnya yang berganti-ganti. Kamar yang panas, karena berada di lantai paling atas. Dulu, akulah penghuni terlama di lantai 3, entah sekarang sudah adakah yang menyamai atau melampaui rekorku, selama sekitar 4 tahun aku menghuni lantai itu, selalu ada keinginan untuk pindah ke bawah (lantai 2 atau 1) bahkan pindah ke kost lain tapi entah mengapa tidak terealisasi sampai aku meninggalkan ibukota. Tak ada penghuni yang bertahan cukup lama di lantai 3, mereka pergi satu per satu, dulu semua kamar terisi penuh, lalu satu per satu mereka pindah, datang lagi penghuni baru tapi seluruh kamar tak pernah lagi terisi penuh semu...

Tulisan gak jelas

Malam ini lagi malam Sabtu, artinya besok hari libur, ya meskipun buat saya gak libur sih, soalnya besok udah ada planning main ke kantor buat nyelesaiin pekerjaan yang belum kelar dan akan segera ditinggalkan, hiks..  Biasanya kalo jam segini sudah dibawelin sama mamak buat segera bobok biar besok kagak telat ngantor, karena besok libur maka ga ada suara bawel mamak nyuruh segera bobok, dan pun saya belum ngantuk sama sekali. Abis nontonin video-video ga jelas hasil donlot pake wifi kantor tadi siang (gak ANEKA nih), saya pun belum ngantuk, akhirnya buka blogger dah, nulis apa aja lah, gak ada yang liat juga haha.. Ditemani suara merdu GaFaRock yang ngecover All I Ask jadi versi Jawa dan diputar berulang-ulang di Winamp malam ini saya mencoba membunuh waktu. Enaknya nulis tentang apa ya? Ah ya, nulis apa aja yang ada di kepala deh.. Saya baru aktif lagi nulis-nulis di blog setelah beberapa lama. Dulu, blog ini rencananya akan jadi tempat saya nulis-nulis tentang pengalaman tr...

Segitiga

Puncak Prau, November 2015; beberapa hari setelah wisuda  Dalam kehidupan gw, rasa-rasanya waktu, teman dan uang itu bagai tiga titik segitiga, tak pernah bertemu dalam satu sisi yang sama. saat kuliah dulu, gw punya banyak waktu dan teman untuk diajak jalan2, tapi sayang ketiadaan uang sering menjadi penghalangnya.. saat sekarang udah kerja, uang ada, teman ada, waktu yang sulit untuk diajak berkompromi. Entah nanti ketika satu persatu dari mereka sudah punya kehidupan dengan keluarga masing-masing, mungkin formasinya waktu ada, uang ada tapi teman jalan tak ada.. Di situ gw berdoa pada Tuhan : Tuhan yang Maha Mengatur segalanya, pertemukanlah aku dengan jodoh yang suka jalan-jalan melihat tempat-tempat indah di dunia :) :)

Pindah Tugas

Sudah dua hari sejak shock therapy keluarnya SK kepindahan saya ke BPS Provinsi Sulbar. Segala kegalauan mau pindah ke tempat baru perlahan surut, sekarang saatnya menatap masa depan, mempersiapkan bagaimana saya harus menata hidup nanti di sana, selama ini hampir setiap orang yang ketemu sy, pasti bilang "wah Amel enak sekali ya penempatan di Polewali, tinggal sama orang tua",dan saya seringnya menjawab dengan "iya enak, tapi kurang greget, ga ada tantangannya", dan malaikat mungkin menanggapi serius lalu menyampaikan kepada Sang Pengatur Kehidupan, dan jadilah saya dipindahkan ke ibukota Sulbar - Mamuju, ya ibukota paling unik se-Indonesia, ibukota tanpa mall, tanpa KFC, tanpa bioskop (semoga segera ada.. hehe).

Our Times

Ada yang pernah menonton film Taiwan 'Our Times'?, saya gak sengaja menemukan film ini waktu lagi gabut and then I choose to type sembarang keyword di Youtube, entah gimana sejarahnya waktu itu muncullah soundtrack film Our Times ini. Saat mendengarkan dan melihat mvnya entah kenapa rasanya pengen nangis padahal gak ngerti artinya, dan sampai sekarang pun saya gak ngerti arti lagu tersebut, cuma seneng aja dengernya. Film ini menjadi menarik ketika ternyata saya tahu kenyataan bahwa alur ceritanya tak tertebak, buat you you pada yg belum nonton, mending berhenti baca tulisan ini sampai di sini dan lanjutkan dengan nonton filmnya dulu, yang merasa filmnya jelek setelah nonton keseluruhan silahkan hubungi saya dan akan saya traktir makan mie goreng enak di warung Trisna. Hsu Tai Yu, pemeran utama dalam film ini, adalah type cowok idaman wanita masa kini, of course me too, badboy tapi pintar, yeah believe me, type cowok seperti itu sebenarnya banyak bertebaran di kampus saya dul...
Hari ini kepala rasanya pening, tenggorokan kayak ada yang ngeganjel, gejala flu kata orang. Tapi whatsapp salah seorang temen lama, Khadijah buat ketemuan di pantai membuat saya lupa sama kepala dan tenggorokan, dengan semangat 45 ku-gas si biru menuju Pantai Bahari. Di sepanjang perjalanan yang saya pikirkan adalah : "mereka sekarang kayak apa ya?", "sudah jadi gadis-gadis modis kah?" "lipstick warna dan apa kira-kira yang menempel di bibir mereka?" kami memang pernah bertemu sekitar satu atau dua tahun yang lalu, saat itu mereka masih sama ketika SMA. Beberapa kali kugerakkan kaca spion untuk melihat wajahku sendiri, gak ada yang berubah, masih sama item dan kumalnya waktu SMA, hanya bongkahan bakpao di pipi yang berubah, semakin terlihat. "Apa hanya aku saja yang begini-begini saja dari zaman  friendster sampe path masih begini-begini aja?", pikirku. Tiba di pantai, kulihat dari kejauhan mereka sudah duduk melingkari sebuah meja beralaskan p...