Aku masih begitu ingat bagaimana gemetarnya kaki ini waktu itu, rasanya untuk berdiri pun aku tak sanggup, aku memohon pada-Nya untuk menguatkan ku, aku harus kembali mau tidak mau, selain urusanku pribadi, aku punya tanggung jawab yang harus kukerjakan..
Aku rasanya ingin menangis saja di perjalanan, aku terus memikirkan bagaimana aku sanggup untuk kembali beraktivitas, semua terasa begitu berat..
Setengah perjalanan, tiba-tiba aku merasakan sebuah perasaan lega, seperti tak ada lagi bebanku, aku bisa melangkah, aku tiba-tiba merasa siap kembali lagi ke sana.
Meskipun setelah hari itu, aku terkadang masih jatuh, meringis, meratap, lalu bangkit lagi, begitu seterusnya hingga hari berganti setiap harinya..
Aku baru menyadari, hari ini.
Aku sanggup menghadapinya,
Aku sanggup berjalan dengan langkah ringan bahkan untuk menghadapi semua secara nyata
Tuhan tidak seketika membuat aku mampu melakukan itu, saat ini saja aku masih takut, masih takut.
Tapi ketakutan itu tidak sepertu dulu, yang bahkan untuk keluar pintu kamar pun aku rasanya tak sanggup..
Tuhan memproses semuanya..
Entah kapan Tuhan,
Aku bisa tertawa dan berucap bahwa aku ikhlas, tidak ada lagi perasaanku yang tersisia..
Aku ingin menunggu hari itu dengan sabar Tuhan..
Ajarlah aku untuk sabar
Aku tak mampu sabar jika bukan Tuhan yang menolongku..
Adek kecil, tukang parkir di depan ATM.. Dia mengangkat kardus yg dipakainya buat nutupin jok motor dan nerima duit seribu perak dari saya sambil bilang "terimakasih" dengan ekspresi kayak anak-anak baru dapat angpao lebaran, tak ada sedikitpun ekspresi lelah di tengah terik matahari jam dua belas siang tadi. Sesaat sebelum pergi saya memandanginya telah berteduh, adeknya ganteng ☺ tak kelihatan seperti orang susah, tampak seperti anak orang kaya yang terawat, dari postur tubuhnya mungkin dia kelas 4 atau 5 SD. Duh dek.. Dulu saya seusiamu kerjaan saya nongkrong depan tv dari jam 8 sampe jam 12 siang ngabisin kartun hari minggu, kamu masih kecil sudah harus bekerja..
Komentar
Posting Komentar