Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Bahagia Dulu

Kau masih terlalu takut untuk disakiti, benar kan?  Alih-alih berjuang setelah gagal pada percobaan pertama, kau malah sudah memasang strategi bertahan total saat aku belum menendang pun, haha.. Aku tertawa dalam hatiku, kau sudah berani memulai pertandingan bahkan sebelum kau belum benar-benar pulih, lalu kau terlalu takut untuk kecewa lagi, kawan, kusarankan padamu untuk pulih dulu, berdiamlah, tenangkan dirimu, bahagiakan dulu dirimu sendiri, kebahagiaan tidak akan pernah kita dapatkan dari orang lain, tidak ada manusia sempurna, suatu saat kelak mereka pasti akan pernah membuat kita kecewa. 
Gue hidup di dunia di mana kalau chat dengan orang, even itu hanya ngomongin kerjaan, jadi gosip. Nonton sama temen cowo, jadi gosip. Makan bareng temen cowo, jadi topik hangat.  Diem aja gak ketemu atau cerita apa-apa dengan orang-orang eh tiba-tiba ada gosip yg lebih hot, sampe bikin tercengang2, hah gue aja gak tau ada cerita seperti itu dalam hidup gue, kok mereka bisa tau ya? Banyak juga orang-orang kek gini, kamu tuh kenapa sih, gak mau sama Si Bambang, Si Pedrosa, Si Messi, padahal dia itu baik loh, rajin menabung loh, sebelum tidur cuci kaki, gosok gigi, minum susu loh, kamu tuh kok pilih-pilih banget sih. Mbak mas, ini hati ya, bukan mau beli hp yang kalau gue bosan tinggal ganti yg baru. Hati orang lain itu juga gak terbuat dari baja tahan banting yang hanya karna mereka bagus di mata kalian jadi gue mesti nerima dia meskipun gue gak ada perasaan, hati orang juga mesti dijaga.  Ada juga yang tukang judge, cewek kalo pinter, kalo mapan susah ya dapat pendamping hidup,...

Tangan Dinginku

Adalah seorang gadis, 'Puncak' namanya, dan seorang pendaki, sebut saja ia 'Angin'. Puncak pernah mengagumi Angin, menginginkan sosok Angin ada bersamanya, "ah, akan bahagia hidupku jika bersama Angin", hari-harinya lalu terisi dengan khayalan hubungan yang romantis dengan Angin, berharap Angin akan datang dengan gagah berani menantang alam dan mendaki seperti seorang kesatria hingga puncaknya.  Puncak memberanikan diri mendekati Angin, dan gayung bersambut, Angin merespon tepat seperti khayalan Puncak. Angin berhasil mendapatkan Puncak. Tapi, sesuatu kemudia berkecamuk di dalam diri Puncak, ia ternyata tak pernah mencintai Angin, sang Puncak yang bimbang kemudian menjauhi Angin. Angin tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ia terus saja bertanya meminta penjelasan, tapi Puncak tak merespon, hatinya beku, tak ada rasa untuk tinggal dengan Angin. Puncak sadar, kini ia telah melukai Angin. Singkah cerita semua berakhir, Angin melepaskan Puncak dengan menanam ...

Pernah

Kadang, aku tak percaya bahwa waktu sudah membawa semuanya sampai pada titik ini, titik di mana sedih bukan lagi temanku sehari-hari, aku pun sudah bisa menertawakan masa lalu dan berkata "bego banget sih waktu itu" Ya, dulu aku takut, suatu saat aku tak bisa lagi menangis saat mengingat tentangmu, dengan kata lain aku takut kehilangan cintaku padamu yang sebelumnya duduk manis di hatiku. Tapi kini, waktu menggenggam tanganku dan membawaku lari, hingga akupun tak sadar sudah berlari jauh, dan kutanya hatiku, masihkah aku mencintaimu? Ah, perasaan memang akan hilang seiring waktu, aku pun tak kuasa melawannya, sekuat apapun aku ingin mempertahankan cinta padamu, sang waktu pun dengan sekuat tenaga membawaku pergi dari kenangan dan pikiran tentangmu..  Kuharap, kita pun akan bahagia dengan jalan kita masing-masing. Kubuat tulisan ini agar aku tak lupa pernah mencintaimu, Kak..