Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Adek Kecil

Adek kecil, tukang parkir di depan ATM.. Dia mengangkat kardus yg dipakainya buat nutupin jok motor dan nerima duit seribu perak dari saya sambil bilang "terimakasih" dengan ekspresi kayak anak-anak baru dapat angpao lebaran, tak ada sedikitpun ekspresi lelah di tengah terik matahari jam dua belas siang tadi. Sesaat sebelum pergi saya memandanginya telah berteduh, adeknya ganteng ☺ tak kelihatan seperti orang susah, tampak seperti anak orang kaya yang terawat, dari postur tubuhnya mungkin dia kelas 4 atau 5 SD. Duh dek.. Dulu saya seusiamu kerjaan saya nongkrong depan tv dari jam 8 sampe jam 12 siang ngabisin kartun hari minggu, kamu masih kecil sudah harus bekerja..

Labuan Bajo Story - Awal Petualangan

Malam itu, saya meninggalkan Mamuju di tengah hujan gerimis.. Saya masih tak percaya, benar-benar nekat melangkahkan kaki, bertualang sendirian menuju tempat yang belum pernah saya kunjungi sama sekali. Restu orang tua memang saya pegang, tapi pasti itu dibarengi dengan khawatirnya mereka tanpa saya tahu. Mereka mungkin terkaget-kaget saat anak gadisnya minta izin ingin ke Labuan Bajo, nun jauh di NTT sana.. Kalau saya jadi mereka, mungkin saya akan curiga, nih anak pasti gak pergi sendirian, jangan-jangan dia diajak sama sesosok lelaki jahadd 😂😂 Bersambung..

Cinta

Tak pernah muncul sebagai viewer story bukan berarti aku tak peduli.. Kau tahu, namamu ada di dalam cerita malam ku bersama Tuhan.. Kami bercerita tentangmu, menaruh harap pada apa yang baik untukmu.. Aku mencintaimu seperti itu.. Aku ingin mencintaimu dengan selayaknya Tuhan mau.. Jika Tuhan menaruh rasa ini masih ada dalam hatiku, maka aku akan menjalaninya Jika suatu saat rasa ini benar-benar dihapus oleh Tuhan, maka aku harus menerima..

Tuhan Sayang..

Tadi malam, saya berdiri beberapa jam di pinggir jalan, berkali-kali berbicara dengan orang di seberang sana menggunakan ponsel di tanganku, saat itu saya kesal, bus yang akan kutumpangi menuju Mamuju terlambat,  karena mogok, berkali-kali kutelpon supirnya dengan nada agak keras, dari seberang sana beliau hanya menjawab dengan nada sabar, tidak emosi sama sekali, berbeda denganku, "sabar ya bu, ini agak lama, nunggu bus pengganti datang, mau bagaimana lagi, kita juga sebenarnya tidak mau begini".. Saya, saat itu, tidak bisa sabar, saya kesal, malam semakin larut, debu banyak beterbangan, saya sendirian dan besok mesti masuk kantor.. Emosi masih meradang dalam diri saya. Terbukti dari bergetarnya suara saya saat bicara dengan mama di telpon. Pengen nangis rasanya. Singkat cerita, bus datang, lebih kurang sejam, sama seperti yang dikatakan pak supir, dia mengatakan semua apa adanya. Oh saya kagum pada pak supir ini, telpon terakhir saya dengannya, dia mengatakan bukan dia ya...

Hujan

Aku mulai berpikir.. Apakah badai sudah berlalu dan langit sudah biru kembali? Ah.. Aku merindukan hujan, merindukan hentakannya jatuh di atas atap, merindukan kesenduan di baliknya.. Hujan, hujan yang kurindu, apa kabarmu?