Setelah kepindahan saya ke Mamuju, saya jadi paling mencintai hari Jumat dan membenci hari Minggu. Jauh dari keluarga itu rasanya ternyata begini, dulu waktu kuliah saya juga jauh dari keluarga, tapi jauh dari keluarga dalam jarak hanya Polman-Mamuju ternyata lebih menyiksa ketimbang jarak Polman-Jakarta. Mengapa? karena jarak yang dekat dan memungkinkan banget buat pulang itulah yang selalu membuat pikiran melayang ke rumah, kalo gak pulang pas weekend itu rasanya gak enak, karena memang bisa pulang. Beda dengan kalau tinggal di Jakarta, yang jaraknya jauh, angan-angan buat pulang itu perlahan-lahan pudar dengan ketidakmungkinan yang ada, jadi pikiran bisa lebih fokus memikirkan hal-hal lain atau mencari pelarian buat sekedar menahan rindu. Hal paling berat adalah hari Minggu, ketika jam sudah mulai menunjukkan pukul 12 siang, hati ini sudah mulai gelisah, rasanya kayak ada utang di orang yang belum dibayar, atau kayak ada batu di telapak kaki, mau packing enggan tapi mesti pulang,...